Tegak di pertigaan cinta
Badai keraguan selalu menyapa
Menggalkan jejak airmata
Merampungkan luka
Al-Amien, 30 Mei 2010
Sabtu, 29 Mei 2010
MERAMPUNGKAN LUKA
Diposting oleh moh. ghufron cholid di 21.36 0 komentar
Label: Lembar Sastra
KETIKA SEORANG SENIMAN DAN ILMUAN BERCINTA
Judul : Elang
Penulis : Kirana Kejora
Penerbit : Almira Managemet
Cetakan : I, 2009
Tebal : 300 hlm
Peresensi: Moh. Ghufron Cholid
Novel yang layak untuk dibaca semua kalangan, utamanya yang menyukai novel percintaan. Novel ini berkisah tentang cinta segita antara Elang Timur, Elang Laut dan Kejora.
Elang Timur dan Elang Laut adalah saudara kembar yang semenjak kecil memang tidak pernah akur.
Kisah cinta segitiga ini dimulai, semenjak Elang Timur dan Elang Laut bertemu Kejora. Perjuangan mendapatkan cinta Kejora berlangsung sengit. Namun, Elang Laut dan Elang Timur terpaksa harus menelan kekecewaan, lantaran damdaan hati (Kejora) kawin dengan seorang laki-laki bernama Abi pilihan Ibunya.
Pernikahan dengan Abi dikaruniai seorang putra yang diberi nama Laskar. Namun pernikahan Kejora dan Abi berakhir dengan perceraian. Perceraian ini dipicu lantaran Kejora lebih memilih bercerai daripa dimadu, ketika Abi meminta izin untuk kawin lagi.
Kabar tentang perceraian Kejora dengan Abi sampai ketelinga Elang Laut dan Elang Timur.
Yang unik dari kisah ini adalah ketika Elang Timur dan Elang Laut mendengar tentang perceraian Kejora dengan Abi. Ekspresi cinta yang disuguhkan kakak beradik yang sangat setia dengan profesi masing-masing semakin memperindah dan mempesona isi cerita ini.
Simaklah kejutan-kejutan dalam novel ini bagaimana seorang seniman (Elang Laut) bercinta dengan dambaan hatinya dan bagai mana seorang ilmuan sejati (Elang Timur)bercinta dengan dambaan hatinya setelah mendengar perceraian antara Kejora dan Abi.
Diposting oleh moh. ghufron cholid di 21.01 0 komentar
Label: RESENSI BUKU
Selasa, 25 Mei 2010
PENGANTIN PUISI DARI SINGKAWANG
Gadis singkawang pemalu
Telah menggoncangkan indonesia
Dengan puisi kondenya
Gadis singkawang pemalu
Telah turun dari pelaminan puisi
Namun jejaknya masih merayu
Namun jejaknya masih menjadi tanda
Kalau cinta
Tak bisa dibeli walau dengan surga
Yang ditawarkan tetangga
Gadis singkawang pemalu
Telah mengajari kita
Tentang arti cinta
Lewat puisi
Gadis singkawang pemalu itu
Bernama Hanna Fransisca
Al-Amien, 17 Mei 2010
Diposting oleh moh. ghufron cholid di 19.53 0 komentar
Label: Potret Negri
Senin, 24 Mei 2010
TSUNAMI 2
Akhirnya dunia
Memeluk aceh dengan manja
Akhirnya aceh
Tumbuh dewasa
Akhirnya aceh
Mengenal Allah
Al-Amien, 2004-2010
Diposting oleh moh. ghufron cholid di 05.56 0 komentar
Label: Potret Negri
TSUNAMI 1
Tsunami berdansa
Aceh kehilangan airmata
Al-Amien, 2004-2010
Diposting oleh moh. ghufron cholid di 05.39 0 komentar
Label: Potret Negri
LAPINDO 5
Teruntuk Pemegang Lapindo
Alif-alief tegak menjelma sajak
Langitmu terpasung
Kau terkurung
Tak ada pilihan
Selain berbagi senyuman
Al-Amien, 24 Mei 2010
Diposting oleh moh. ghufron cholid di 05.38 0 komentar
Label: Potret Negri
Sabtu, 22 Mei 2010
MATA SURGA
Teruntuk Amien Rais (Mantan Ketua MPRI)
Amien Rais
Menatap bangsa dengan mata surga
Ilustrasi cita yang harus nyata
Engkau bisa
Nusantara semakin bercahaya
Riuh kebencian
Akan bisa kita takhlukkan
Impian bunga-bunga bangsa yang telah gugur
Siap mekar dan mengakar
Al-Amien, 23 Mei 2010
Diposting oleh moh. ghufron cholid di 21.29 0 komentar
Label: Lembar Sastra
Minggu, 16 Mei 2010
NUSANTARA MENARI
Teruntuk Penyair Arsyad Indriadi
Nusantara menari
Dalam puisi
Yang kau alamatkan padaku pagi ini
Al-Amien, 2010
Diposting oleh moh. ghufron cholid di 20.42 0 komentar
Label: Lembar Sastra
CERMIN
Teruntuk Ahmadun Yosi Herfanda
Sembahyang rumputan
Lukisan kearifan
Yang kau wariskan
Dalam bercermin pada jaman
Al-Amien, 16 Mei 2010
Diposting oleh moh. ghufron cholid di 06.08 0 komentar
Label: Lembar Sastra
MEMBACA TIRANI DAN BENTENG
Teruntuk Taufik Ismail
Kau serupa layang-layang
Dalam memandang
Merauke hingga sabang
Al-Amien, 16 Mei 2010
Diposting oleh moh. ghufron cholid di 06.02 0 komentar
Label: Lembar Sastra
PERMINTAAN
Teruntuk Jamal D Rahman
Jika telah purna
Memetik buah kata
Kembalilah ke madura
Kita makan bersama
Al-Amien, 16 Mei 2010
Diposting oleh moh. ghufron cholid di 05.55 0 komentar
Label: Lembar Sastra